Sunday, January 12, 2020

Manfaat Flavonoid Untuk Kesehatan Anda dan Kembang Telang Warna Putih Yang Memesona


 
Kembang Telang. Suatu kegembiraan dan kejutan, tanaman Kembang Telang  yang saya tanam sejak 8 November 2017, tiba-tiba memunculkan satu bunga yang berwarna putih hari ini.
Apa itu flavonoid? Flavonoid adalah nutrisi mikro yang banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah (mis. teh, akar jahe).  Flavonoid hanya disintesis pada tanaman.  Mereka adalah kelompok phytochemical yang beragam, jumlahnya melebihi empat ribu.

Dari situs Dietaryfiberfood.com diungkap bahwa dari perspektif kebutuhan nutrisi manusia, flavonoid adalah komponen penting dari diet sehat karena aktivitas antioksidannya.  Namun demikian, potensi antioksidan dan efek spesifik flavonoid dalam mempromosikan kesehatan manusia bervariasi tergantung pada jenis flavonoid (sifat kimia, fisik, dan struktural).

Di antara jenis antioksidan flavonoid yang kuat adalah quercetin, catechin dan xanthohumol.  Ilmu pengetahuan tentang flavonoid adalah bidang penelitian yang secara cepat mendapatkan wawasan lebih dalam tentang manfaat kesehatan dan properti kimia flavonoid.

Flavonoid dan Sumber Makanannya

Contoh sumber flavonoid makanan meliputi:

Teh: Teh hijau, putih atau hitam adalah sumber flavonoid yang kaya, terutama flavonol (catechin, epicatechin, epigallocatechin, epicatechin gallate).  Teh adalah sumber quecertin yang baik.

Bawang: Flavonoid utama pada bawang merah adalah quercetin.  Flavonoid lain dalam bawang adalah kaempferol dan myricertin.

Madu: Bergantung pada jenis bunga yang dimakan lebah, madu mengandung myricertin, dan quercetin.

Sumber flavonoid makanan lainnya adalah kacang, bayam, soba, stroberi, blueberry, tanaman rooibos.  Konsentrasi dan komposisi flavonoid dalam tanaman dapat bervariasi tergantung pada kondisi pertumbuhan, kematangan, bagian tanaman, dan varietas.

 
Si Putih Kemilau. Selain saya potret dan saya bagikan dalam cerita ini,kembang putih inijuga saya tandai. Semoga dapat menghasilkan polong yang kemudian dapat dibudidayakan secara khusus.

Manfaat Flavonoid untuk kesehatan

Efek menguntungkan dari flavonoid pada kesehatan manusia sebagian dijelaskan oleh aktivitas antioksidannya.  Karena sifat antioksidannya, disarankan bahwa flavonoid dapat menunda atau mencegah timbulnya penyakit (seperti kanker) yang disebabkan oleh radikal bebas.

Flavonoid juga menghambat oksidasi lipoprotein densitas rendah (LDL) oleh radikal bebas.  Flavonoid telah dilaporkan memiliki korelasi negatif dengan kejadian penyakit jantung koroner.  Selain itu, flavonoid memiliki efek anti-bakteri, anti-virus, anti-tumor, anti-inflamasi, anti alergi, dan vasodilatasi.  Juga menghambat agregasi platelet.

PS : Warna-warni Tembang Telang juga ditentukan berdasarkan kandungan flavonoidnya. Suatu kebetulan, hari ini saya menemukan satu Kembang Telang berwarna putih di pagar di antara yang berwarna biru.

Saya belum tahu, yang berwarna putih itu apa kandungan flavonoidnya lebih banyak atau lebih sedikit. Yang pasti, saya senang bisa dapat kejutan dari si Putih itu hari ini.

Apa kabar gembira dari Kembang Telang Anda hari ini?


 (Bambang Haryanto)

Sunday, September 2, 2018

Berkebun Herbal Berkhasiat

Oleh : Mariyana Ricky P.D.
Solopos, Minggu, 2 September 2018 : XI

Bunga telang (Clitoria ternatea) adalah tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di pekarangan atau tepi hutan. Tumbuhan anggauta suku polong-polongan ini berasal dari Asia tropis, namun sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropika.

Sejak dahulu tumbuhan ini menjadi tanaman hias pekarangan karena bunganya yang berwarna biru terang. Kini, selain menjadi pengisi pekarangan, bunga telang dimanfaatkan menjadi teh. Di Indonesia, Malaysia, dan Thailand, teh bunga telang menjadi tren dua tahun belakangan.


Sebagai minuman herbal, tanaman yang tumbuh liar tersebut dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan. Bahkan di Inggris, teh bunga telang diberi julukan magical tea. Pengobatan ala Ayuverdic tradisional (sub kontinen India) mempercayai telang mampu meningkatkan daya ingat, sebagai antistres dan antidepresan. Dalam pengobatan tradisonal Tiongkok, tanaman ini dianggap bisa memengaruhi libido perempuan karena penampilannya mirip organ reproduksi wanita.

Khasiat-khasiat itulah yang membuat Wardiyono, petani asal Dukuh Sumber Kulon RT 006/RW 003, Desa Sumber, Kecamatan Trucuk, Klaten, mengebunkan kembang telang. Bunga yang juga dikenal dengan sebutan blue chai, Asian pigeon wings, blubelvine dan butterfly pea itu ditanam di sebidang lahan, dirambatkan di pagar rumah dan pekarangan.

 “Jika tidak ada peminat, mungkin kami engga akan tanam. Setahun lalu, anak saya ke Thailand dan mendapati tren teh bunga telang. Dia membawa sejumlah bibit ke rumah, yang kemudian saya tanam,” kata dia, saat berbincang dengan Espos, Selasa (21/8/2018).

Bapak empat anak itu mengeringkan bunga telang kemudian mencampurkannya dengan herbal lain baru dikemas menjadi teh kantong. Campuran herbal yang digunakan antara lain jahe dan serai. Keduanya juga dipercaya berkhasiat, sehingga konsumen dapat merasakan dua manfaat sekaligus. Saat diseduh teh bunga telang terasa ringan, manis meski tanpa gula, dan beraroma kuat. Campuran jahe dan serai lebih memperkuat rasanya. “Selain untuk teh seduh, air rendaman bunga telang bisa digunakan untuk mengobati mata merah,” terang Wardiyono.

Budi daya bunga telang tidak membutuhkan perlakuan khusus. Tanaman ini mudah tumbuh dan semakin trubus jika sering dipangkas dan dipanen. Bunga mulai muncul setelah sebulan tanam dan terus berbunga sepanjang tahun dan berumur panjang sampai dua tahun. Dari ratusan batang Wardiyono bisa panen setengah sampai satu kilogram bunga basah setiap hari.

“Tidak ada tenaga yang membantu selain istri, jadi hasil panen terbatas. Kalau rajin bisa sampain dua kilogram per hari, tetapi saya tidak sanggup. Bunga yang engga dipanen lantas menjadi polong. Polong ini yang kemudian menjadi calon bibit berikutnya,” kata dia. Wardiyono menjual teh bunga telang berlabel Wardani Farm senilai Rp. 30.000 per kemasan berisi 20 lembar teh kantong.

Pemilik warung jamu Roemah Reina Solo, Made Ayu Aryani, juga mengebunkan bunga telang. Ia lebih sering memanfaatkan bunga tersebut untuk pewarna alami. Kuliner seperti ketan dan nasi yang menjadi lebih menarik dan bermanfaat seteah mendapat seduhan warna biru.

“Saya juga membuat teh dari bunga telang. Warnanya berubah kala dipadu dengan bahan lain, seperti jadi ungu saat dicampur jeruk nipis. Kami juga sering menjadikannya pemanis (garnis) sajian,” jelasnya.

Saturday, July 21, 2018

Kembang Telang dan Fakultas Bioteknologi Universitas Atma Jaya


Fakultas Teknobiologi (FTb) Unika Atma Jaya kembali memperkenalkan diri kepada masyarakat melalui pameran pendidikan dalam acara Indonesia International Education and Training Expo pada tanggal 22-25 Februari 2018. 

Perwakilan mahasiswa dari program studi (prodi) Bioteknologi dan Teknologi Pangan turut berbagi kepada pengunjung, yang didominasi oleh siswa-siswi SMA, mengenai apa saja yang mereka dapatkan selama berkuliah di FTb.


Mari kita intip sebagian kecil hal menarik yang bisa kita pelajari di FTb!

Semua sifat dan penampilan pada tubuh manusia, mulai ujung rambut hingga ujung kaki, ditentukan oleh DNA dan Human Genome Project bertujuan untuk menguak misteri seluruh DNA yang dimiliki manusia. 

Proyek ini diawali pada tahun 1990 dan berlangsung selama 13 tahun. Untuk belajar lebih lanjut tentang proyek ini dan kegunaannya, perwakilan mahasiswa dari prodi Biologi mengajak pengunjung untuk memecahkan teka-teki, yaitu mencari anak kandung dari sepasang suami istri. 

Pengunjung diberikan informasi genetika yang diwakili oleh berbagai jenis pola dari suami, istri, dan beberapa anak yang belum diketahui identitasnya. 

Melalui teka-teki ini, pengunjung dapat mengetahui bahwa informasi genetika (genotipe) lebih akurat jika dibandingkan dengan ciri-ciri fisik atau hal lainnya yang dapat terlihat (fenotipe).
 
Kegiatan menarik untuk mempelajari Human Genome Project. Dalam pameran ini, mahasiswa prodi Teknologi Pangan mengajak pengunjung untuk belajar cara “membungkus” bahan pangan atau obat berukuran kecil dengan menggunakan kalsium-alginat, atau dikenal sebagai enkapsulasi. Salah satu kegunaannya adalah untuk meningkatkan daya tahan bahan pangan, baik selama pengolahan maupun penyimpanan.

Pernah coba lemonade “ajaib” yang dapat berubah warna? Bukan sulap, bukan sihir, ternyata rahasianya ada di balik tanaman kembang telang (Clitoria ternatea, foto). Pigmen atau zat warna pada tanaman ini dapat bereaksi dengan asam dan berubah warna. 

Karena itulah, air seduhan kembang telang berwarna biru akan berubah menjadi ungu ketika dicampur air lemon. Ayo belajar tentang pemrosesan pangan dan cara membuat lemonade “ajaib”!

Masih belum puas bermain-main dengan bioteknologi? Fakultas Teknobiologi membuka pintu bagi siapa saja dalam acara Open House Atma Jaya pada 21 Mei 2018. 

Pengunjung berkesempatan berinteraksi dengan dosen, mahasiswa dan staf Fakultas Teknobiologi, sekaligus berkeliling kampus 3 BSD yang relatif baru untuk melihat fasilitas yang didapatkan mahasiswa selama menyelesaikan studinya. 

Banyak kegiatan seru loh! Pengunjung dapat melihat bahwa bakteri yang selama ini tidak kasat mata ternyata berwarna-warni, dan bahkan dapat dimodifikasi sehingga berpendar seperti ubur-ubur! Berbagai koleksi tanaman hasil kultur jaringan turut ditampilkan.

Melalui komunikasi interaktif yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen, suasana menjadi sangat hangat dan santai. Para tamu, termasuk para calon mahasiswa FTb 2018 terlihat sangat menikmati acara Open House ini. Beberapa malah sampai terpikir ide bisnis baru!

Tidak sempat ikut acara ini? Jangan khawatir, FTb selalu mengadakan banyak acara seru lainnya, salah satunya Festival Pangan dan Cendawan pada tanggal 12 Mei 2018 ini. Ayo datang ke pelataran taman Kampus BSD Unika Atma Jaya untuk ikut icip-icip berbagai produk makanan inovatif karya mahasiswa FTb. 

Supaya tidak kelewatan informasi, silahkan follow akun Instagram kami di biotechatmajaya

Sampai ketemu di Kampus BSD!

PS : Di situsnya saya menulis komentar sebagai berikut :

Semoga Fakultas Bioteknologi Universitas Atmaja semakin sukses mengamalkan ilmu untuk Indonesia jaya di masa depan. Sungguh surprise, tanaman Kembang Telang ikut menjadi bahan demo di pameran. Kebetulan saat ini saya memiliki tanaman tersebut, dan, melalui blog, tanaman eksotis itu akan kami gunakan sebagai bahan edukasi bagi siswa-siswa sekolah sejak dini.


Sumber : Yuk, Kenali Fakultas Teknobiologi Lebih Dalam!
 

Tuesday, June 12, 2018

Bunga Cinta Bernama Rosa

Oleh : Fidelis R. Situmorang


Saya masuk dari pintu garasi yang terhubung ke rumah. Saya mengambil handuk dan mengeringkan rambut yang agak basah saat membuka gerbang pagar tadi. Suara televisi terdengar samar-samar dari ruang tengah. Saya ganti kemeja saya dengan kaus tidur.

Saya berjalan ke ruang tengah, ingin ngobrol-ngobrol sebentar dengan bapak. Tetapi bapak sudah tertidur di depan televisi. Saya dekati bapak yang tertidur di kasur depan tivi. Saya duduk di sampingnya. Biasanya kalau belum pulas benar, bapak pasti terbangun dan berkata: Udah pulang? Makan gih!, perkataan yang selalu saya dengar sejak kecil.

Sepertinya bapak sudah pulas. Mulutnya menganga, ada dengkur halus keluar dari mulutnya. Wajahnya terlihat lelah. Mungkin bapak capek mengurus pohon-pohon kesayangannya di halaman.

Bapak mengasihi pohon-pohon di halaman. Pepohonan itu ia sayang dan rawat setiap hari. Peralatan bertamannya lengkap termasuk obat-obatan dan pupuknya. Pohon-pohon kesayangannya membalas cinta bapak dengan memberikan bunga-bunga indah dan buah-buah ranum kepada bapak.

Ibu yang pertama kali memperkenalkan cara mengasihi tanaman kepada bapak. Tetapi semenjak ibu tiada, bapak melakukan seorang diri saja. Mungkin bapak tidak sekedar merawat bunga dan tanaman, tetapi ia sedang merawat cinta dan kenangannya bersama ibu. 

Sempat beberapa bulan tanaman itu tak terawat, di bulan-bulan awal kami ditinggalkan ibu. Bapak lebih banyak termenung dan menonton televisi. Tetapi kemudian bapak bangkit dari duka kehilangannya dan mulai meneruskan dunianya yang sempat berhenti itu.

"Kamu tahu apa nama latin mawar?" tanya bapak suatu hari, sambil matanya memandangi keindahan bunga itu.

"Enggak, Pak... " saya menggeleng. 

"Rosa... sama dengan nama ibumu," kata bapak. 

"Oh... " Segera saja senyum dan tawa ibu terbayang kembali di depan mata.


Sumber : Facebook

Saturday, March 10, 2018

Kembang Telang, Jurassic Park dan Akar Yang Berjuang

Oleh : Bambang Haryanto



Hari bersejarah. Tanggal 8 November 2017.
Karakter Kembang Telang 

Habitus :  Semak, menjalar, panjang 3-5 m. 

Batang: membelit, masif, permukaan beralur, hijau. Daunnya majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung tumpul, pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2-4 cm, tangkai silindris, panjang 4-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan berbulu, hijau.

Bunganya majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai silindris, berwarna hijau, kelopak bentuk corong, panjang 1,5-2,5 cm, hijau kekuningan, tangkai benang sari berlekatan membentuk tabung, putih, kepala sari bulat, kuning, tangkai putik silindris, kepala putik bulat, hijau, mahkota bentuk kupu-kupu, ungu. 

Buah berbentuk polong, panjang 7-14 cm, bertangkai pendek, masih muda hijau setelah tua hitam. Bijinya berbentuk ginjal, masih muda hijau setelah tua coklat. Akarnya tunggang, putih kotor. (Sumber : Tanaman Obat Herbal). 

Tidak Butuh Perlakuan Khusus

“Budi daya bunga telang tidak membutuhkan perlakuan khusus. Tanaman ini mudah tumbuh dan semakin trubus  jika sering dipangkas dan dipanen. Bunga mulai muncul setelah sebulan tanam dan terus berbunga sepanjang tahun dan berumur panjang sampai  dua tahun.”  (Cerita Wardiyono, petani Kembang Telang dari Klaten, sebagaimana dimuat dalam harian Solopos, Minggu, 2 September 2018 : XI).

Kehidupan Mampu Menemukan Jalannya Sendiri


“Saya menanam kembang telang dengan memakai pot pralon yang vertikal. Bagian bawahnya saya tutup dengan lembaran plastik  yang dilubangi sebagai pori-pori untuk jalan air mengalir keluar. Pot pralon kemudian saya ikatkan ke pagar, agar tanaman kembang telang yang suka tumbuh merambat itu dapat memenuhi dan merimbun di pilar-pilar besi di pagar rumah saya.

Tumbuh subur. 9 Maret 2018.
Saya semula kuatir, apakah unsur hara dalam media tanam yang terbatas dalam pot pralon itu bisa mencukupi untuk menopang pertumbuhannya. Saya heran, ternyata kembang telang yang saya tanam pada tanggal 8 November 2017 itu, saat saya foto di 9 Maret 2018, ternyata bisa tumbuh baik. 

Daunnya rimbun. 
Rajin pula berbunga.

Belakangan saya baru tahu ketika melihat pangkal pot pralon. Ternyata akar kembang telang itu menembus lembaran plastik di dasar pot pralon itu. 

Selanjutnya akar tersebut  mengunjam ke tanah yang senyatanya permukaannya berlapis semen. Akar yang sungguh kuat dalam berjuang mencari sumber hara untuk  menopang kehidupan dirinya.

Momen itu membuat saya mudah ingat ucapan dalam film Jurassic Park (1993) : Life will find a way. Kehidupan akan mampu menemukan jalannya sendiri.”